Pada sebuah pohon, peneliti Universitas Tennessee, AS dan Institut Riset Lingkungan dan Mata Pencaharian Charles Darwin University Australia, menemukan sisa gigi buaya, dan diduga buaya yang memanjat pohon hanyalah perilaku buaya masa lalu yang telah punah.
Namun, peneliti menemukan kecenderungan perilaku aneh ini juga terjadi pada buaya masa kini. Untuk mencari tahu, digalilah sumber-sumber informasi yang pernah ada.
Pertama, fenomena ini pernah termuat dalam sebuah literatur dengan sumber anonim dari tahun 1972. Disebutkan, ayi buaya dapat naik ke semak-semak, pohon dan bahkan menggelantung seperti halnya bunglon.
Kedua, ada yang menyebut perilaku buaya memanjat pohon sudah pernah dilihat masyarakat yang tinggal dekat daerah yang banyak spesies buaya.
Misalnya di Tukum, Meksiko, buaya pepohonan terlihat di rawa-rawa. Buaya yang memanjat juga ditemukan di Mississippi, sepanjang Sungai Nil, bahkan di Kolombia, buaya remaja ditemukan di atas pohon dengan ketinggian 30 kaki atau 9,1 meter.
Guna meyakinkan perilaku buaya itu, peneliti melakukan pengamatan secara langsung. Alhasil, peneliti juga menemukan kecenderungan perilaku yang sama.
Di Australia, peneliti menemukan buaya di atas pohon. Pada kawasan Everglades, Florida, AS dan Amerika Tengah banyak buaya yang berjemur pada ranting yang lebih rendah dari pohon bakau.
Sementara itu, di Sungai Nil dan Afrika, perilaku buaya memanjat pohon dikaitkan dengan adanya pohon di atas air.
Dalam banyak kasus, peneliti menambahkan buaya berbaring di dahan pohon yang tak jauh dari air. Salah satunya terlihat pada batang kayu sepanjang 3,9 meter di atas air dan 4,8 meter dari tepi sungai.
"Buaya akan memiliki skala sampai 3,9 meter dan berjalan di antara ranting-ranting untuk mencapai akhir batang," kata peneliti melaporkan pada paper Herpetologi Notes.
Menariknya lagi, peneliti menemukan buaya di pohon terjadi pada siang dan malam hari. Jika sudah nangkring di atas pohon, buaya cenderung berdiam.
Peneliti juga mengatakan, kecenderungan buaya memanjat pohon menunjukkan pengaturan suhu tubuh dan pengawasan lingkungan.
Sumber : apakabardunia.com
Namun, peneliti menemukan kecenderungan perilaku aneh ini juga terjadi pada buaya masa kini. Untuk mencari tahu, digalilah sumber-sumber informasi yang pernah ada.
Pertama, fenomena ini pernah termuat dalam sebuah literatur dengan sumber anonim dari tahun 1972. Disebutkan, ayi buaya dapat naik ke semak-semak, pohon dan bahkan menggelantung seperti halnya bunglon.
Kedua, ada yang menyebut perilaku buaya memanjat pohon sudah pernah dilihat masyarakat yang tinggal dekat daerah yang banyak spesies buaya.
Misalnya di Tukum, Meksiko, buaya pepohonan terlihat di rawa-rawa. Buaya yang memanjat juga ditemukan di Mississippi, sepanjang Sungai Nil, bahkan di Kolombia, buaya remaja ditemukan di atas pohon dengan ketinggian 30 kaki atau 9,1 meter.
Guna meyakinkan perilaku buaya itu, peneliti melakukan pengamatan secara langsung. Alhasil, peneliti juga menemukan kecenderungan perilaku yang sama.
Di Australia, peneliti menemukan buaya di atas pohon. Pada kawasan Everglades, Florida, AS dan Amerika Tengah banyak buaya yang berjemur pada ranting yang lebih rendah dari pohon bakau.
Sementara itu, di Sungai Nil dan Afrika, perilaku buaya memanjat pohon dikaitkan dengan adanya pohon di atas air.
Dalam banyak kasus, peneliti menambahkan buaya berbaring di dahan pohon yang tak jauh dari air. Salah satunya terlihat pada batang kayu sepanjang 3,9 meter di atas air dan 4,8 meter dari tepi sungai.
"Buaya akan memiliki skala sampai 3,9 meter dan berjalan di antara ranting-ranting untuk mencapai akhir batang," kata peneliti melaporkan pada paper Herpetologi Notes.
Menariknya lagi, peneliti menemukan buaya di pohon terjadi pada siang dan malam hari. Jika sudah nangkring di atas pohon, buaya cenderung berdiam.
Peneliti juga mengatakan, kecenderungan buaya memanjat pohon menunjukkan pengaturan suhu tubuh dan pengawasan lingkungan.
Sumber : apakabardunia.com
0 komentar:
Post a Comment