Ditemukan! Virus "Bodoh" yang Dapat Mengubah Sifat dan Kepribadian Manusia

<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Menjelang akhir 2014 lalu, peneliti menemukan sebuah virus berbahaya yang dekat dengan manusia. Tidak seperti virus Ebola yang membuat ribuan korbannya meninggal dan sempat menjadi epidemik pada 2014, namun virus ini dapat mengubah sifat dan kepribadian manusia, yaitu membuat manusia yang diinfeksinya menjadi bodoh. Ya, virus kebodohan atau stupidity virus!</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Virus yang disebut ATCV-1 itu hidup cukup dekat dengan manusia karena bisa ditemukan pada tumbuhan jenis alga (algae) yang banyak terdapat diperairan sekitar kita.</span><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <div style="text-align: center;"> <img src="http://www.financetwitter.com/wp-content/uploads/2014/11/Virus-Causes-Stupidity-Green-Algae.jpg" width="500" /></div> </div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> Berdasarkan penelitian, peserta penelitian yang sudah terinfeksi virus ATCV-1 mengalami penurunan kemampuan spasial atau pengenalan ruang serta kemampuan otak untuk mengenali gambar.<br /><br />Dan ternyata, virus ATCV-1 ini mempunyai kemampuan untuk mengatur ekspresi dari gen yang ada di dalam tubuh manusia dalam jumlah besar setelah berhasil menggandakan DNA mereka sendiri.<br /><br />Virus ATCV-1 akan mempengaruhi kemampuan kognitif manusia sembari mengambil alih gen-gen di tubuh untuk membantu memperbanyak diri mereka.<br /><br />Dikutip dari Geek, kemampuan ATCV-1 untuk membuat inangnya menjadi bodoh itu dilatarbelakangi oleh sejumlah alasan.<br /><br />Diantara alasannya untuk membuat tubuh inang berhenti mengirim 'sinyal' bahaya ke sistem imun tubuhnya, sehingga virus-virus ini bisa terus berkembang biak tanpa adanya penghalang.<br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <div style="text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-fA9jTvCSS5idfn6bDGhvawHzmVVjp3jhEWk5PMZ8vCn5TfdR6GtjRgVaNO0yNxgH0PC9Ck9yPxalZhTYhNOizPtiLJHAU2e4OcgDqRMAV6rxhz1MiOEKCLibrcraF1AlC4Vcc2Yq8sp8/s1600/ini-dia-virus-yang-bisa-buat-manusia-jadi-bodoh.jpg" width="500" /></div> <br />Virus ATCV-1 dapat mempengaruhi kognitif manusia lalu mengambil alih gen-gen di tubuh untuk membantu memperbanyak diri mereka.<br /><br />Menurut penelitian lanjutan yang dilakukan para peneliti terhadap tikus-tikus, efek penurunan kecerdasan tersebut ternyata juga ditemukan dapat "menyerang" terhadap tikus-tikus percobaan ini.<br /><br />Tikus-tikus yang sengaja diberi virus ATCV-1 oleh para peneliti telah membuktikan, bahwa tikus-tikus itu ternyata tidak mampu lagi untuk melakukan tugas-tugas sederhana, misalnya seperti menemukan sepotong keju dalam sebuah labirin yang bisanya mudah mereka temukan dalam keadaan normal.</div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /><div style="text-align: center;"> <div class="separator" style="clear: both;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyI-uhsoQQDuuagYTNLy-QY9UdaN5hS2lPVnG7HN-2uUsKYPqrweErX9i5IA6s3DNGvhD7ExNGLXvmaiTmEWAFkIzxujn3k67S2lCWfnkQUHqhKO3nflNsUzRpLAQI_I11WUIYdYHwwwU/s1600/1393665_10152935455249742_7398090290327473681_n.jpg" width="500" /></div> </div> </div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br />Penemuan virus ATCV-1 yang biasanya hidup di kerongkongan manusia ini, kontan membuat para ilmuwan bertanya-tanya, apakah masih ada banyak virus atau bakteri di luar sana yang memiliki kemampuan untuk merubah sifat dan kepribadian manusia?<br /><br />Kini bukan lagi suatu hal yang mustahil, bahwa munculnya beragam sifat hingga kecerdasan manusia, sejatinya bukan hanya karena pendidikan, tetapi oleh efek dari makhluk-makhluk mikroskopis di dalam tubuh kita.<br /><br />Contoh nyatanya adalah seperti virus kebodohan yang telah ditemukan para peneliti ini yang dirilis pada akhir tahun 2014 lalu.</div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> Sumber :<br /><a href="http://indocropcircles.wordpress.com/2014/12/03/ditemukan-virus-bodoh-yang-dapat-mengubah-sifat-dan-kepribadian-manusia/" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">indocropcircles</a></div>

Ditemukan! Virus "Bodoh" yang Dapat Mengubah Sifat dan Kepribadian Manusia

Menjelang akhir 2014 lalu, peneliti menemukan sebuah virus berbahaya yang dekat dengan manusia. Tidak seperti virus Ebola yang membuat ribua...

lengkapnya

5 Pekerjaan Hebat yang Dilakukan Otak Ketika Kamu Tidur

<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tubuh yang tertidur ternyata tidak membuat otak juga berhenti bekerja. Justru pada saat tubuh tertidur, otak bekerja dengan aktif dan dapat memberikan dampak luar biasa pada hidup. Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi bahwa tidur punya peranan penting bagi kesehatan tubuh dan kognitif manusia. Berikut ini lima pekerjaan otak yang hanya dapat dilakukan pada saat tubuh tidur lelap, seperti dilansir dari Huffington Post:</span><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <div style="text-align: center;"> <img src="http://drangelebesner.com/wp-content/uploads/2013/11/r-SLEEP-NEUROSCIENCE-large570.jpg" width="500" /></div> <br /><br /><span style="font-size: medium;">1. Buat keputusan</span><br /><br />Pada saat tertidur, otak justru memproses informasi yang diterima dan menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan pada saat terbangun nanti. Ini sesuai dengan jurnal yang dipublikasikan dalam Current Biology.<br /><br /><br /><span style="font-size: medium;">2. Membuat dan menghubungkan kenangan</span><br /><br />Otak membentuk penghubung antara kenangan baru dan kenangan lama pada saat tubuh dalam keadaan tidur. Pada saat waktu tidur berkurang, ini dapat memengaruhi <i>hipocampus</i>, suatu wilayah otak yang terlibat dalam pembuatan kenangan. Oleh karenanya, menurut Dokter Matthew Walker dari University of California Barkeley, kurang tidur dapat menurunkan kemampuan Anda dalam mempelajari hal baru hingga 40 persen.<br /><br /><br /><span style="font-size: medium;">3. Ciptakan koneksi kreatif</span><br /><br />Daya kreativitas ternyata dapat ditingkatkan pada saat tertidur. Menurut, penelitian tahun 2007 dari University of California Berkeley mendapati orang yang bangun tidur sekitar 33 persen lebih mungkin untuk membuat hubungan antara ide yang kelihatannya jauh namun sebenarnya itu ide yang menarik.<br /><br /><br /><span style="font-size: medium;">4. Membersihkan otak</span><br /><br />Selain bekerja dengan optimal, tidur rupanya juga membantu otak melakukan pembenahan. Menurut peneliti dari University of Rocheseter menemukan fakta bahwa selama tidur otak bekerja membersihkan molekul yang merusak otan terkait dengan neurodegeneration.<br /><br />Jika kita tidak mendapatkan cukup tidur, otak tidak memiliki waktu cukup untuk membersihkan racun yang berpotensi mempercepat penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer.<br /><br /><br /><span style="font-size: medium;">5. Otak belajar dan mengingat bagaimana melakukan tugas fisik</span><br /><br />Otak memiliki kemampuan memproses informasi yang diterima saat terbangun. Artinya otak dapat menyimpan informasi itu dalam jangka panjang. Tidur ternyata membuat otak belajar dan dapat mengingat berbagai gerakan fisik baru seperti menyetir, mengayunkan raket tenis atau berlatih gerakan olahraga akan otomatis terekam otomatis ke dalam otak.<br /><br /><div> <br /></div> <div> Sumber :<br /><a href="http://www.iberita.com/47441/inilah-5-pekerjaan-hebat-otak-yang-dilakukan-saat-tidur" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">iberita</a></div> </div>

5 Pekerjaan Hebat yang Dilakukan Otak Ketika Kamu Tidur

Tubuh yang tertidur ternyata tidak membuat otak juga berhenti bekerja. Justru pada saat tubuh tertidur, otak bekerja dengan aktif dan dapat ...

lengkapnya

Disuntik Gen Manusia, Tikus-tikus ini Jadi Pintar

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dalam film-film fiksi ilmiah (sci-fi) kadangkala menggambarkan hewan cerdas hasil eksperimen dengan mengubah komposisi gen mereka. Di dunia nyata, perkembangan ke arah tersebut dimungkinkan. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Massachusetts Institute of Technology melakukan eksperiman dengan menggabungkan gen manusia - FOXP2 - dan menyusun ulang pada susunan gen tikus, menghasilkan tikus yang belajar cara menemukan makanan lebih cepat dibanding tikus normal.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <a href="http://harnas.co//files/images/760420/2014/09/18/ilustrasi-tikus-percobaan-di-laboratorium.jpg" imageanchor="1" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><img border="0" height="220" src="http://harnas.co//files/images/760420/2014/09/18/ilustrasi-tikus-percobaan-di-laboratorium.jpg" width="400" /></a></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">  </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Eksperiman semacam ini juga pernah dilakukan tahun 2009. Ditemukan, FOXP2 dari manusia mengembangkan neuron yang lebih kompleks, sekaligus membentuk sirkuit otak yang lebih efisien.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Tidak ada yang tahu bagaimana otak membuat transisi tersebut, dari berpikir secara sadar untuk melakukannya secara tidak sadar," kata Ann Graybiel, penulis laporan di Massachusetts Institute of Technology, seperti dilansir ABC Science.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dari temuan itu, Graybiel dan tim melakukan eksperimen ulang menggunakan ratusan tikus yang terbagi dalam dua kelompok. Grup pertama hasil rekayasa genetika, dan grup kedua tikus normal.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Semua tikus tersebut ditempatkan pada labirin yang kompleks. Tujuan akhir menemukan makanan, yakni sepotong cokelat. Pada beberapa bagian tikungan di labirin, ditempatkan beberapa tanda seperti "T" untuk persimpangan, "belok ke arah kursi". Jadi setiap tikus punya pilihan, memperhatikan tanda atau merasakan tekstur lantai labirin - halus atau kasar.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hasilnya, tikus yang sudah mendapat rekayasa gen manusia bisa menemukan cokelat dalam 7 hari. Sementara tikus normal menghabiskan waktu hingga 11 hari.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Anenya, ketika tanda-tanda pada labirin dihapus sehingga tetikus itu hanya bisa menebak dari tekstur lantai, tikus hasil rekayasa dan tikus normal menemukan cokelat pada waktu bersamaan.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Berdasar eksperimen itu, Graybiel menyusun hipotesa, bahwa gen manusia tidak meningkatkan kemampuan kognitif yang fleksibel. Namun gen manusia membuat otak tikus berpikir secara sekuen, yang disebut pembelajaran deklaratif. Contohnya seperti kita, manusia belajar mengingat secara sadar tanda-tanda lalu lintas secara otomatis bila berulang melewati jalan yang sama.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Penelitian yang tertuang dalam jurnal "Proceedings of the National Academy of Sciences" ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan bayi yang belajar bahasa secara otomatis, dengan menirukan secara sadar kata-kata yang mereka dengar.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber:</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><a href="http://harnas.co/" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">harnas.co/</a></div>

Disuntik Gen Manusia, Tikus-tikus ini Jadi Pintar

Dalam film-film fiksi ilmiah (sci-fi) kadangkala menggambarkan hewan cerdas hasil eksperimen dengan mengubah komposisi gen mereka. Di dunia...

lengkapnya

Amigdalin, Zat Pada Biji Apel yang Cukup Berbahaya

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebagian ahli gizi menyarankan agar apel dimakan bersama dengan kulitnya. Hal ini karena kulit apel mengandung serat yang bermanfaat bagi tubuh. Kendati begitu ada bagian dari buah apel yang sebaiknya tidak anda makan, yakni bijinya.</span><br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidnu-x5NoJPTPbT5qQ1STBf3Yazqg29fR-6sgxXjU89G52Crq0yw_ObLlnI3d3rdltXTx9wQxDadMcj1fy351XTDQhmIK_Y0jdNzKFP9aMrNVgsFu8oTC3Ytj1lsEpOANhOSzfKNvi-w4/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidnu-x5NoJPTPbT5qQ1STBf3Yazqg29fR-6sgxXjU89G52Crq0yw_ObLlnI3d3rdltXTx9wQxDadMcj1fy351XTDQhmIK_Y0jdNzKFP9aMrNVgsFu8oTC3Ytj1lsEpOANhOSzfKNvi-w4/s1600/unduhan.jpg" /></a></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Biji apel memiliki kandungan zat amigdalin. Zat ini dapat dikonversi menjadi hidrogen sianida yang beracun. Akan tetapi, kalau hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil maka efek toksin dari biji apel tersebut juga sangat kecil.</span><br /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><br /></span> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <span style="font-size: medium;">Hindari Mengunyah Biji Apel</span><br /><br />Selain apel, ada beberapa buah lainnya yang juga mengandung amigdalin, diantaranya adalah plum, persik, quince, dan almond.<br /><br />Kadar amigdalin yang ada di dalam buah apel termasuk kecil, terlebih lagi zat tersebut baru keluar jika bijinya dikunyah dengan baik.<br /><br />Amigdalin merupakan toksin glikosida yang apabila dikombinasikan dengan enzim pencernaan akan menghasilkan hidrogen sianida, racun yang setara dengan Cylon B. Racun tersebut juga digunakan pada pembunuhan massal di kamp konsentrasi ketika perang dunia II berlangsung.<br /><br /><div style="text-align: center;"> <img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMyASus10jkRnzVFO5VKq9nIMEjqQunAamo0bD5D6M21MB0gjS3nsBYFYPpUOI7LAbC6FWMN71EBkhpNT-GGzcudC22wSuzgQzynY_coJOhL_REYJ_C0ja5wL5az7gxZodtX2LcpoQfmSz/s400/apel.jpg" class="decoded" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMyASus10jkRnzVFO5VKq9nIMEjqQunAamo0bD5D6M21MB0gjS3nsBYFYPpUOI7LAbC6FWMN71EBkhpNT-GGzcudC22wSuzgQzynY_coJOhL_REYJ_C0ja5wL5az7gxZodtX2LcpoQfmSz/s400/apel.jpg" width="500" /></div> <br />Walaupun demikian, buah atau biji buah yang memiliki kandungan amigdalin dapat diproses untuk menyingkirkan zat beracunnya, misalnya adalah singkong.<br /><br />Singkong mengandung cyanogen yang sangat tinggi, namun zat tersebut dapat diolah menjadi tepung tapioka. Proses pemasakan singkong dapat membuat cyanogen menjadi tidak berbahaya. Begitu juga dengan kacang almond, yang juga dapat dihilangkan dengan proses yang hampir sama.<br /><br />Amigdalin yang telah diubah menjadi hidrogen sianida dapat menjadi berbahaya karena zat tersebut akan mengurangi kinerja sel darah merah dalam membawa oksigen. Walaupun dalam jumlah kecil tubuh dapat membuang hidrogen sianida, namun apabila jumlahnya besar, maka bisa berakibat fatal.<br /><br />Orang yang keracunan hidrogen sianida berisiko mengalami sakit kepala, jantung berdebar dengan cepat, muntah, mual, lemas, dan gemetar. Hal ini bahkan bisa menjadi serius apabila hidrogen sianida datang dalam jumlah yang besar, bisa menyebabkan koma, sesak napas, kerusakan paru, tekanan darah rendah, dan bahkan kematian.<br /><br />Kembali lagi ke masalah apel, anda tidak perlu risau tentang zat amigdalin yang terkandung di dalam bijinya. Apabila anda tidak sengaja memakan biji apel, maka hal tersebut tidak akan membuat anda keracunan.<br /><br />Namun, sebaiknya anda sebisa mungkin menghindari mengunyah biji apel. Agar lebih aman, potonglah buah apel menjadi beberapa bagian, kemudian buang bijinya, dan setelah itu makan buahnya.<br /><br />Hal ini juga berlaku apabila anda ingin memblender apel untuk dibuat jus atau selai, jangan lupa untuk membuang bijinya terlebih dulu.</div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> Sumber :</div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> <a href="http://www.artikelkesehatan99.com/amigdalin-zat-pada-biji-apel-yang-cukup-berbahaya/" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">artikelkesehatan99</a></div> </div>

Amigdalin, Zat Pada Biji Apel yang Cukup Berbahaya

Sebagian ahli gizi menyarankan agar apel dimakan bersama dengan kulitnya. Hal ini karena kulit apel mengandung serat yang bermanfaat bagi t...

lengkapnya

Mengapa Tidak Semua Orang Bisa Mengingat Mimpinya?

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Apakah Anda sering bangun tidur lalu merasa kesal dengan mimpi yang baru saja Anda rasakan? Ataukah Anda sering merasa mimpi indah kemudian tidak mampu mengingat siapa orang itu dan bagaimana Anda bisa bertemu dengan dia.</span><br /> <br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2014/02/mengapa-tidak-semua-orang-mampu-mengingat-mimpinya.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Seperti dilansir huffingtonpost.com, sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Neuropsychopharmacology menyebutkan bagian otak yang disebut </span><i style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">temporo-parietal junction</i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> memiliki aktivitas yang lebih baik untuk mengingat mimpi pada orang yang sering mencoba mengingat mimpi mereka daripada orang yang sering melupakan mimpinya.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Adapun peneliti ini melibatkan 41 orang responden dan mengukur aktivitas otak saat mereka tidur dan terjaga. Hasilnya, separuh dari responden bisa mengingat mimpi mereka rata-rata 5 kali dalam seminggu. Sedangkan, separuhnya lagi hanya mampu mengingat mimpi mereka 2 kali dalam sebulan.</span><br /> <br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/a/ab/Temporoparietal_junction.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Selain itu, peneliti menemukan bahwa aktivitas </span><i style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">temporo-parietal junction</i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> lebih tinggi baik saat mereka tidur atau terjaga, pada responden yang mengingat mimpinya lebih banyak.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Melalui penelitian ini juga ditemukan fakta bahwa orang yang mampu mengingat mimpinya dengan baik ternyata lebih mudah terbangun ketika tidur. Dengan kata lain, otak manusia memang tidak bisa digunakan untuk mengingat atau menghafal ketika tidur, tetapi setiap orang memiliki kesempatan untuk berlatih.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br /> <a href="http://www.vemale.com/ragam/49314-mengapa-tidak-semua-orang-mampu-mengingat-mimpinya.html" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">vemale</a></div>

Mengapa Tidak Semua Orang Bisa Mengingat Mimpinya?

Apakah Anda sering bangun tidur lalu merasa kesal dengan mimpi yang baru saja Anda rasakan? Ataukah Anda sering merasa mimpi indah kemudian...

lengkapnya

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski berisiko berkembang tak sempurna, atau penuh risiko.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Melansir LiveScience, Diana Greene Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, menyampaikan hal itu menyusul kasus gadis usia 13 tahun dari Oakland California, AS, Jahi McMath yang dinyatakan mati otak oleh tim dokter yang merawatnya sebulan lalu.</span><br /> <br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img alt="Ilustrasi gelombang otak." src="http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/09/13/221797_ilustrasi-gelombang-otak_663_382.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, hingga kini McMath masih tetap dipertahankan hidupnya dengan bantuan teknologi, dengan dukungan ventilator. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebelumnya, terkait pasien dengan otak mati yang dapat dipertahankan hidupnya, pernah menjadi pembahasan pada 1950-an di Prancis, dengan enam pasien yang terus hidup selama dua hingga 26 hari tanpa aliran darah ke otak. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tetapi, untuk kasus McMath, hakim setempat telah memerintahkan untuk mematikan mesin bantuan pada pekan depan. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hukum AS dan banyak negara lain mengatakan, seseorang secara hukum dinyatakan meninggal jika secara permanen telah mati otak, kehilangan seluruh pernapasan dan fungsi peredaran darah. Dalam kasus McMath, tiga dokter yang merawatnya menyimpulkan gadis itu telah mati otak. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos mengatakan sistem intrinsik jantung masih menjaga organ denyut untuk waktu singkat setelah seseorang mengalami mati otak. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ia menambahkan, tanpa bantuan ventilator, denyut akan berhenti dengan sangat cepat, biasanya tak kurang dari satu jam. Sementara itu, dengan dukungan ventilator ini, proses biologi ginjal, fungsi lambung dapat berjalan selama satu pekan. </span><br /> <br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://images.hngn.com/data/images/full/17516/jahi-mcmath.jpg?w=600" width="500" /><br /> <span style="text-align: start;"><i><span style="color: #666666; font-size: xx-small;">Jahi McMath</span></i></span></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Kenneth Goodman, direktur program Bioetika Universitas Miami mengatakan bahwa fungsi tersebut tak berarti orang masih hidup. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika mati otak, Anda mati. Tapi, dengan bantuan teknologi, kita bisa membuat tubuh melakukan beberapa hal yang harus dilakukan ketika Anda masih hidup," kata Goodman. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Keberadaan otak sangat vital. Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon penting yang dibutuhkan untuk proses biologis, misalnya lambung, ginjal, dan fungsi kekebalan tubuh. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos menegaskan, tekanan darah normal juga tergantung pada kehidupan otak. Orang dengan otak yang mati biasanya tak akan bertahan dalam waktu lama. Pemasangan ventilator hanya menunda kematian. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika semua kriteria kematian otak terpenuhi, cukup jelas tak ada lagi yang tersisa," ujar Greene-Chandos. </span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Meski menilai orang dengan otak mati kecil kemungkinan bertahan hidup, Greene-Chandos juga punya pendapat yang membangunkan harapan pasien. Dengan bantuan teknologi terkini, adanya ventilator, tambahan tekanan darah dan hormon, ia meyakini, secara teori tubuh orang dengan otak mati dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan tanpa batas waktu.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, ia menekankan bahwa ketahanan orang dengan mati otak itu tergolong sulit, mengingat jaringan tubuh berisiko terkena infeksi. Dia mengaku akan memindahkan McMath ke fasilitas lain untuk mendapatkan dukungan hidup dalam jangka panjang.</span><br /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br /> <a href="http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/471283-peneliti--otak-mati--tubuh-dapat-hidup-dalam-waktu-lama" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;">viva</a></div>

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski beri...

lengkapnya

Bagaimana Cinta Menghangatkan Kita? Peta Emosi Ini Mengungkapnya

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sering terdengar, orang sedih merasa seluruh tubuhnya lemah dan orang yang depresi merasakan dada sesak. Bagaimana menguraikannya secara ilmiah?</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Lauri Nummenmaa, psikolog dari Aalto University dari Finladia, melakukan sebuah survei pada 700 orang dari Findalia, Swedia, dan Taiwan.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://img.scoop.it/gJaY9LrOHkjEy3tm2pi4pTl72eJkfbmt4t8yenImKBXEejxNn4ZJNZ2ss5Ku7Cxt" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Survei yang dilakukannya terbilang menarik karena melibatkan populasi responden yang besar dan dari berbagai latar belakang.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Peneliti menyuguhkan serangkaian kata-kata, cerita, video, dan gambar yang bisa memicu beragam perasaan, mulai sedih, depresi, gembira, hingga cinta.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Responden juga dihadapkan pada dua gambar tubuh di layar komputer. Gambar tubuh itu kemudian digunakan untuk mengilustrasikan efek fisiologis dari emosi responden.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Setelah melihat dan membaca cerita dan gambar, responden diminta mendeskripsikan bagian tubuh yang mengalami peningkatan dan penurunan aktivitas di tiap-tiap gambar.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika responden merasakan cinta, mereka merasa seluruh tubuhnya lebih aktif, lebih hangat. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sementara itu, dalam riset yang dipublikasikan di jurnal </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Proceedings of the National Academy of Science</em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> ini, ketika merasa marah, responden merasakan peningkatan aktivitas di kepala dan dada.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Bertolak belakang dengan cinta, depresi mengurangi aktivitas di seluruh bagian tubuh. Kesedihan meningkatkan aktivitas bagian dada.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Walau terdengar tak ilmiah, karena hanya melihat tanggapan subyektif responden dan tak ada pengukuran secara biologis peningkatan aktivitas tubuh, studi ini dianggap cukup ilmiah. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dengan jumlah responden yang besar, seperti diberitakan </span><em style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Extreme Tech</em><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">, riset ini menyuguhkan hasil penelitian kuantitatif yang valid.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Peneliti berharap, di kemudian hari, hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan untuk membantu terapi orang yang mengalami depresi atau masalah tertentu.           </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><a href="http://sains.kompas.com/read/2014/01/02/2006345/Bagaimana.Cinta.Menghangatkan.Kita.Peta.Emosi.Mengungkapnya" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;" target="_blank">kompas</a><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"></span><br /> <div> <br /></div> <div style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> </div> </div>

Bagaimana Cinta Menghangatkan Kita? Peta Emosi Ini Mengungkapnya

Sering terdengar, orang sedih merasa seluruh tubuhnya lemah dan orang yang depresi merasakan dada sesak. Bagaimana menguraikannya secara il...

lengkapnya

Terungkap Penyebab Munculnya Cahaya Misterius Saat Gempa

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Selama bertahun-tahun, banyak orang yang menjadi saksi cahaya misterius di langit yang muncul sebelum dan ketika gempa Bumi terjadi. Kini, terungkap sudah penyebab munculnya cahaya misterius tersebut.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Selama ini, kemunculan cahaya berbentuk bola api di langit sebelum terjadi gempa Bumi selalu menjadi misteri besar bagi para ilmuwan. Akhirnya, tim ilmuwan dari NASA Ames Research Center dan San Jose State University serius mencari jawabannya.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img alt="Earthquake Lights" src="http://paranoidnews.org/wp-content/uploads/2013/06/Earthquake-Lights-570x314.jpg" /><br /><span style="color: #666666; font-size: xx-small;"><i>Cahaya gempa di Mexico</i></span></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Untuk menelusuri asal-muasal cahaya misterius itu, para ilmuwan meneliti 65 penampakannya selama 400 tahun terakhir. Lalu, ditemukan jawaban bahwa cahaya misterius itu berasal dari dalam kerak Bumi, melansir </span><i style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Science Recorder</i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Para ilmuwan mengidentifikasi adanya arus listrik yang mengalir ke luar dari beberapa jalur patahan gempa Bumi. Kemudian, masing-masing listrik dari sisi patahan itu saling tarik-menarik dan menciptakan bola api di langit.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Untuk diketahui, rata-rata gempa Bumi terjadi pada zona subduksi, tempat tabrakannya lempeng samudera dan lempeng benua. Tapi, kemunculan listrik itu bukan dari zona subduksi, melainkan dari jalur patahan yang ada di lempeng benua.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Di jalur patahan lempeng benua sangat rawan terjadi gesekan ekstrem, karena akan membentuk palung yang sangat curam. Gesekan ekstrem itu membentuk listrik yang mengalir sampai permukaan Bumi dan menciptakan kilatan cahaya setelah terionisasi di udara," jelas Friedemann Freund peneliti dari NASA Ames Research Center.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://www.sciencerecorder.com/news/wp-content/uploads/aerthquak.jpg" /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <span style="color: #666666; font-size: xx-small;"><i>Foto amatir cahaya misterius berbentuk bola yang muncul sebelum terjadi gempa bumi<br />di langit kota L'Aquila, Itali</i></span></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <br /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebelumnya, para ilmuwan tidak yakin adanya cahaya misterius yang muncul sebelum terjadi gempa Bumi, dan belum ada laporan ilmiah yang menjelaskan tentang itu. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tapi, pandangan itu berubah ketika pada tahun 2007 lalu sebuah kamera berhasil merekam kemunculan dua bola cahaya di langit kota L'Aquila, Itali, dan di kota Pisco, Peru, sesaat sebelum terjadi gempa.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Kejadian itu yang kemudian langsung menginspirasi tim ilmuwan dari NASA Ames Research Center dan San Jose State University untuk mencari tahu asal-muasal cahaya misterius tersebut.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hasil penelitian ini sudah diterbitkan di Jurnal Seismology Research Letters pada 2 Januari 2014.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><a href="http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/470945-cahaya-misterius-sebelum-gempa-bumi-terbukti-secara-ilmiah" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;">viva</a></div>

Terungkap Penyebab Munculnya Cahaya Misterius Saat Gempa

Selama bertahun-tahun, banyak orang yang menjadi saksi cahaya misterius di langit yang muncul sebelum dan ketika gempa Bumi terjadi. Kini, ...

lengkapnya

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski berisiko berkembang tak sempurna, atau penuh risiko.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Melansir LiveScience, Diana Greene Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, menyampaikan hal itu menyusul kasus gadis usia 13 tahun dari Oakland California, AS, Jahi McMath yang dinyatakan mati otak oleh tim dokter yang merawatnya sebulan lalu.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img alt="Ilustrasi gelombang otak." src="http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/09/13/221797_ilustrasi-gelombang-otak_663_382.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, hingga kini McMath masih tetap dipertahankan hidupnya dengan bantuan teknologi, dengan dukungan ventilator. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebelumnya, terkait pasien dengan otak mati yang dapat dipertahankan hidupnya, pernah menjadi pembahasan pada 1950-an di Prancis, dengan enam pasien yang terus hidup selama dua hingga 26 hari tanpa aliran darah ke otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tetapi, untuk kasus McMath, hakim setempat telah memerintahkan untuk mematikan mesin bantuan pada pekan depan. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hukum AS dan banyak negara lain mengatakan, seseorang secara hukum dinyatakan meninggal jika secara permanen telah mati otak, kehilangan seluruh pernapasan dan fungsi peredaran darah. Dalam kasus McMath, tiga dokter yang merawatnya menyimpulkan gadis itu telah mati otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos mengatakan sistem intrinsik jantung masih menjaga organ denyut untuk waktu singkat setelah seseorang mengalami mati otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ia menambahkan, tanpa bantuan ventilator, denyut akan berhenti dengan sangat cepat, biasanya tak kurang dari satu jam. Sementara itu, dengan dukungan ventilator ini, proses biologi ginjal, fungsi lambung dapat berjalan selama satu pekan. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://images.hngn.com/data/images/full/17516/jahi-mcmath.jpg?w=600" width="500" /><br /><span style="text-align: start;"><i><span style="color: #666666; font-size: xx-small;">Jahi McMath</span></i></span></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Kenneth Goodman, direktur program Bioetika Universitas Miami mengatakan bahwa fungsi tersebut tak berarti orang masih hidup. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika mati otak, Anda mati. Tapi, dengan bantuan teknologi, kita bisa membuat tubuh melakukan beberapa hal yang harus dilakukan ketika Anda masih hidup," kata Goodman. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Keberadaan otak sangat vital. Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon penting yang dibutuhkan untuk proses biologis, misalnya lambung, ginjal, dan fungsi kekebalan tubuh. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos menegaskan, tekanan darah normal juga tergantung pada kehidupan otak. Orang dengan otak yang mati biasanya tak akan bertahan dalam waktu lama. Pemasangan ventilator hanya menunda kematian. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika semua kriteria kematian otak terpenuhi, cukup jelas tak ada lagi yang tersisa," ujar Greene-Chandos. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Meski menilai orang dengan otak mati kecil kemungkinan bertahan hidup, Greene-Chandos juga punya pendapat yang membangunkan harapan pasien. Dengan bantuan teknologi terkini, adanya ventilator, tambahan tekanan darah dan hormon, ia meyakini, secara teori tubuh orang dengan otak mati dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan tanpa batas waktu.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, ia menekankan bahwa ketahanan orang dengan mati otak itu tergolong sulit, mengingat jaringan tubuh berisiko terkena infeksi. Dia mengaku akan memindahkan McMath ke fasilitas lain untuk mendapatkan dukungan hidup dalam jangka panjang.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><a href="http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/471283-peneliti--otak-mati--tubuh-dapat-hidup-dalam-waktu-lama" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;">viva</a></div>

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski beri...

lengkapnya

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski berisiko berkembang tak sempurna, atau penuh risiko.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Melansir LiveScience, Diana Greene Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, menyampaikan hal itu menyusul kasus gadis usia 13 tahun dari Oakland California, AS, Jahi McMath yang dinyatakan mati otak oleh tim dokter yang merawatnya sebulan lalu.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img alt="Ilustrasi gelombang otak." src="http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/09/13/221797_ilustrasi-gelombang-otak_663_382.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, hingga kini McMath masih tetap dipertahankan hidupnya dengan bantuan teknologi, dengan dukungan ventilator. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebelumnya, terkait pasien dengan otak mati yang dapat dipertahankan hidupnya, pernah menjadi pembahasan pada 1950-an di Prancis, dengan enam pasien yang terus hidup selama dua hingga 26 hari tanpa aliran darah ke otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tetapi, untuk kasus McMath, hakim setempat telah memerintahkan untuk mematikan mesin bantuan pada pekan depan. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Hukum AS dan banyak negara lain mengatakan, seseorang secara hukum dinyatakan meninggal jika secara permanen telah mati otak, kehilangan seluruh pernapasan dan fungsi peredaran darah. Dalam kasus McMath, tiga dokter yang merawatnya menyimpulkan gadis itu telah mati otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos mengatakan sistem intrinsik jantung masih menjaga organ denyut untuk waktu singkat setelah seseorang mengalami mati otak. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ia menambahkan, tanpa bantuan ventilator, denyut akan berhenti dengan sangat cepat, biasanya tak kurang dari satu jam. Sementara itu, dengan dukungan ventilator ini, proses biologi ginjal, fungsi lambung dapat berjalan selama satu pekan. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://images.hngn.com/data/images/full/17516/jahi-mcmath.jpg?w=600" width="500" /><br /><span style="text-align: start;"><i><span style="color: #666666; font-size: xx-small;">Jahi McMath</span></i></span></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Kenneth Goodman, direktur program Bioetika Universitas Miami mengatakan bahwa fungsi tersebut tak berarti orang masih hidup. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika mati otak, Anda mati. Tapi, dengan bantuan teknologi, kita bisa membuat tubuh melakukan beberapa hal yang harus dilakukan ketika Anda masih hidup," kata Goodman. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Keberadaan otak sangat vital. Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon penting yang dibutuhkan untuk proses biologis, misalnya lambung, ginjal, dan fungsi kekebalan tubuh. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Greene Chandos menegaskan, tekanan darah normal juga tergantung pada kehidupan otak. Orang dengan otak yang mati biasanya tak akan bertahan dalam waktu lama. Pemasangan ventilator hanya menunda kematian. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">"Jika semua kriteria kematian otak terpenuhi, cukup jelas tak ada lagi yang tersisa," ujar Greene-Chandos. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Meski menilai orang dengan otak mati kecil kemungkinan bertahan hidup, Greene-Chandos juga punya pendapat yang membangunkan harapan pasien. Dengan bantuan teknologi terkini, adanya ventilator, tambahan tekanan darah dan hormon, ia meyakini, secara teori tubuh orang dengan otak mati dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan tanpa batas waktu.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Namun, ia menekankan bahwa ketahanan orang dengan mati otak itu tergolong sulit, mengingat jaringan tubuh berisiko terkena infeksi. Dia mengaku akan memindahkan McMath ke fasilitas lain untuk mendapatkan dukungan hidup dalam jangka panjang.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><a href="http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/471283-peneliti--otak-mati--tubuh-dapat-hidup-dalam-waktu-lama" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;">viva</a></div>

Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Walaupun Otak Telah Mati

Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski beri...

lengkapnya

Leidenfrost Effect, Percobaan Reaksi Fisika yang Menakjubkan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal </span><i style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Efek Leidenfrost</i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">, yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih panas dari titik didih cairan itu, akan menghasilkan lapisan uap isolasi yang menjaga cairan agar tidak menguap dengan cepat. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Fenomena ini paling sering terlihat ketika memasak, setetes air dalam panci yang suhunya jauh diatas titik didih air atau di atas titik Leidenfrost, maka tetesan air tersebut akan bergulir di panci dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menguap daripada di dalam panci yang suhunya dibawah titik Leidenfrost (tapi masih di atas titik didihnya). </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBa6Pe4s3peAACsO9-yWVpucFP1Dy0FLVPTYlH3_5f9Fw5N7YsRkz1RO1bZ7IG-0nbED4ao4uvzyviSwpIVL_CQahvGhFsL8JL7Ijkw1NzfKAT8Zms1yF_nh542DGtPlIHeMsO4B1COuI/s1600/18.gif" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Efek ini juga menjelaskan mengapa tangan kita baik-baik saja walaupun dituangkan nitrogen cair. Nitrogen memiliki titik didih −196°C, dan suhu tubuh manusia adalah sekitar 37°C, ini sangat panas bagi nitrogen. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Lalu, saat bertemunya nitrogen cair dengan tangan, efek Leidenfrost pun terjadi. Nitrogen cair akan tertahan oleh uapnya sendiri, ini menyebabkan tetes-tetes nitrogen cair menjauh dari permukaan kulit. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://www.naturphilosophie.co.uk/wp-content/uploads/2013/09/Leidenfrost_Effect.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Akan tetapi, ini tidak akan terjadi selamanya, bila kita terlalu lama menuangkan nitrogen cair ke tangan kita, tangan akan mendingin dan menyebabkan nitrogen cair tidak menguap secepat sebelumnya. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Jadi, ketika setetes air menyentuh permukaan yang panas (sedikit diatas titik didihnya), tetes air tersebut dengan cepat menguap. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://farm5.staticflickr.com/4144/5086764284_e5736a12d3_z.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tapi jika tetesan air dijatuhkan/menyentuh permukaan yang sangat panas (jauh diatas titik didihnya), hanya sedikit dari lapisan luar tetesan itu yang menguap, menghasilkan efek isolasi yang menyebabkan tetesan sisa bergulir di permukaan yang panas.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Nah, ketika tetesan air menghantam permukaan yang sangat panas tapi halus, mereka cenderung bergulir atau melompat-lompat ke arah yang acak. Namun para peneliti telah menemukan bahwa jika permukaan yang sangat panas memiliki tekstur bergerigi, tetesan hanya bergerak dalam satu arah saja.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;">   <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiypP5Hkr04iVTU8Z-gk6gg6uDpJ7RI4tboQzZ0_F6crTJXaIrhGJ3OQ88plOUbKbW_NY1ZftMGODuwN1lN4LzU6HceOQXBwKKQabeGJ4B2ZItnI5IIS03ZWuT83Dw4uoFwwEz0X9S8SZ0/s800/060403_3_leidenfrost_1.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dua orang mahasiswa dari universitas Bath, Carmen Cheng dan Matthew Guy, membangun sebuah labirin alumunium yang permukaannya bergerigi kemudian dipanaskan diatas titik Leidenfrost dari air.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ketika tetesan-tetesan air dijatuhkan pada labirin ini, tampak seolah-olah tetesan-tetesan air tersebut dapat melintasi lorong-lorong labirin yang kompleks dengan sendirinya. Lihatlah videonya dibawah ini:</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <br /><iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="266" mozallowfullscreen="mozallowfullscreen" src="https://www.youtube.com/embed/MBXHQdVU9yk?feature=player_embedded" webkitallowfullscreen="webkitallowfullscreen" width="320"></iframe></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><a href="http://versesofuniverse.blogspot.com/2014/01/labirin-efek-leidenfrost-yang.html" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;"><br />versesofuniverse</a></div>

Leidenfrost Effect, Percobaan Reaksi Fisika yang Menakjubkan

Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal  Efek Leidenfrost , yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih p...

lengkapnya

Leidenfrost Effect, Percobaan Reaksi Fisika yang Menakjubkan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal </span><i style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Efek Leidenfrost</i><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">, yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih panas dari titik didih cairan itu, akan menghasilkan lapisan uap isolasi yang menjaga cairan agar tidak menguap dengan cepat. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Fenomena ini paling sering terlihat ketika memasak, setetes air dalam panci yang suhunya jauh diatas titik didih air atau di atas titik Leidenfrost, maka tetesan air tersebut akan bergulir di panci dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menguap daripada di dalam panci yang suhunya dibawah titik Leidenfrost (tapi masih di atas titik didihnya). </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBa6Pe4s3peAACsO9-yWVpucFP1Dy0FLVPTYlH3_5f9Fw5N7YsRkz1RO1bZ7IG-0nbED4ao4uvzyviSwpIVL_CQahvGhFsL8JL7Ijkw1NzfKAT8Zms1yF_nh542DGtPlIHeMsO4B1COuI/s1600/18.gif" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Efek ini juga menjelaskan mengapa tangan kita baik-baik saja walaupun dituangkan nitrogen cair. Nitrogen memiliki titik didih −196°C, dan suhu tubuh manusia adalah sekitar 37°C, ini sangat panas bagi nitrogen. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Lalu, saat bertemunya nitrogen cair dengan tangan, efek Leidenfrost pun terjadi. Nitrogen cair akan tertahan oleh uapnya sendiri, ini menyebabkan tetes-tetes nitrogen cair menjauh dari permukaan kulit. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://www.naturphilosophie.co.uk/wp-content/uploads/2013/09/Leidenfrost_Effect.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Akan tetapi, ini tidak akan terjadi selamanya, bila kita terlalu lama menuangkan nitrogen cair ke tangan kita, tangan akan mendingin dan menyebabkan nitrogen cair tidak menguap secepat sebelumnya. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Jadi, ketika setetes air menyentuh permukaan yang panas (sedikit diatas titik didihnya), tetes air tersebut dengan cepat menguap. </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <img src="http://farm5.staticflickr.com/4144/5086764284_e5736a12d3_z.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Tapi jika tetesan air dijatuhkan/menyentuh permukaan yang sangat panas (jauh diatas titik didihnya), hanya sedikit dari lapisan luar tetesan itu yang menguap, menghasilkan efek isolasi yang menyebabkan tetesan sisa bergulir di permukaan yang panas.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Nah, ketika tetesan air menghantam permukaan yang sangat panas tapi halus, mereka cenderung bergulir atau melompat-lompat ke arah yang acak. Namun para peneliti telah menemukan bahwa jika permukaan yang sangat panas memiliki tekstur bergerigi, tetesan hanya bergerak dalam satu arah saja.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;">   <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiypP5Hkr04iVTU8Z-gk6gg6uDpJ7RI4tboQzZ0_F6crTJXaIrhGJ3OQ88plOUbKbW_NY1ZftMGODuwN1lN4LzU6HceOQXBwKKQabeGJ4B2ZItnI5IIS03ZWuT83Dw4uoFwwEz0X9S8SZ0/s800/060403_3_leidenfrost_1.jpg" width="500" /></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Dua orang mahasiswa dari universitas Bath, Carmen Cheng dan Matthew Guy, membangun sebuah labirin alumunium yang permukaannya bergerigi kemudian dipanaskan diatas titik Leidenfrost dari air.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Ketika tetesan-tetesan air dijatuhkan pada labirin ini, tampak seolah-olah tetesan-tetesan air tersebut dapat melintasi lorong-lorong labirin yang kompleks dengan sendirinya. Lihatlah videonya dibawah ini:</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/MBXHQdVU9yk" width="500"></iframe></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <a href="http://www.youtube.com/watch?v=MBXHQdVU9yk" style="color: #044e8e; font-size: 12px; text-decoration: none;" target="_blank">video</a></div> <br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Sumber :</span><a href="http://versesofuniverse.blogspot.com/2014/01/labirin-efek-leidenfrost-yang.html" style="background-color: white; color: #044e8e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-decoration: none;"><br />versesofuniverse</a></div>

Leidenfrost Effect, Percobaan Reaksi Fisika yang Menakjubkan

Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal  Efek Leidenfrost , yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih p...

lengkapnya

Tahukah Kamu? Saat Bulan Purnama, Waktu Tidur Berkurang

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <div style="text-align: justify;"> Dalam Jurnal Current Biologi, para peneliti mengemukakan jam tidur manusia berkurang mengikuti siklus bulan. Awalnya, diketahui siklus bulan - disebut circalunar clock - memengaruhi serangga dan reptil. Belakangan, ternyata juga berpengaruh pada manusia.<br /><br />"Siklus lunar tampaknya mempengaruhi tidur manusia, bahkan ketika seseorang tidak 'melihat' bulan dan tidak menyadari fase bulan yang sebenarnya," kata rekan penulis studi Christian Cajochen, dari University of Basel di Swiss. <br /> </div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTT54AmdbYYOFyKM0N1AaB2TOdyDEFkHTNPpSUMZexyaocq7YuK1FFxVGG6NCJgREeT8LlNKmHTk2R0bEHlPi5C51lmZ6pVuJ4kvXSHq1HOK2dLmHX2CuDfJWP1yRbcAmsKMFY6WCH_saI/s1600/full-moon-sleep.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="387" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTT54AmdbYYOFyKM0N1AaB2TOdyDEFkHTNPpSUMZexyaocq7YuK1FFxVGG6NCJgREeT8LlNKmHTk2R0bEHlPi5C51lmZ6pVuJ4kvXSHq1HOK2dLmHX2CuDfJWP1yRbcAmsKMFY6WCH_saI/s400/full-moon-sleep.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><i>livescience.com</i></span></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> Pada proses penelitian, Cajochen dan timnya empelajari 33 relawan di laboratorium. Sementara mereka tidur, pola subyek 'otak, gerakan mata, dan sekresi hormon dipantau.<br /><br />Hasil analisis menunjukkan bahwa sekitar bulan purnama, para relawan tidur kurang dan aktivitas otak mereka yang berhubungan dengan tidur nyenyak turun 30 persen.<br /><br />Mereka juga butuh waktu sekitar lima menit lebih lama untuk tertidur dan menunjukkan berkurangnya melatonin - hormon yang dikenal untuk mengatur siklus tidur dan bangun.<br /><br />Malcom von Schantz, peneliti tidur dan sirkadian di University of Surrey di Inggris, menyebut temuan-temuan baru "menarik" karena menimbulkan kontradiksi baru terhadap penelitian sebelumnya yang gagal menemukan hubungan antara bulan dan perilaku manusia.<br /><br />"Pada dasarnya, setiap laporan yang diterbitkan sampai saat ini telah gagal untuk menunjukkan hubungan yang signifikan antara fase bulan dan sejumlah parameter perilaku dan fisiologis," kata von Schantz. dalam sebuah email kepada national geographic.<br /><br /><br /><br /><b><span style="font-size: medium;">Bukti kearifan lokal</span></b><br />jaman dulu, saat bulan purnama bumi lebih terang benderang. Orang-orang keluar rumah dan bermain. Di beberapa wilayah bumi, bulan purnama juga menjadi saat tepat untuk berburu. Selain itu, waktu tidur dikurangi agar lebih waspada terhadap kedatangan hewan buas.<br /><br />"ketika ada lebih banyak cahaya saat purnama, potensi bahaya dari predator lebih mungkin terjadi," pendapat Cajochen. Ya, penelitian pada akhirnya memahami tradisi yang berlaku dari nenek moyang secara turun-temurun. <br /><br /></div> <div style="text-align: justify;"> </div> Sumber:<br /><a href="http://news.nationalgeographic.com/news/2013/07/130725-full-moon-sleep-circalunar-clock/">nationalgeographic.</a></div>

Tahukah Kamu? Saat Bulan Purnama, Waktu Tidur Berkurang

Dalam Jurnal Current Biologi, para peneliti mengemukakan jam tidur manusia berkurang mengikuti siklus bulan. Awalnya, diketahui siklus b...

lengkapnya

Sering Melamun Jadi Lebih Cerdas?

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;"> Orang dengan pikiran kerap mengembara kemungkinan mempunyai otak lebih tajam.<br /><br />Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang terus menerus "terganggu" ternyata mempunyai "memori kerja" lebih banyak. Hal tersebut membuat mereka bisa melakukan dua hal bersamaan dalam satu waktu.<br /><br /> </div> <div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCSIC_DeZ5x6Ipd2Xrc1m2fPErklq_QuBZwukB_JsFL3H-QFhxWbmbgxLLtY3N8uSx_fvQLcTlmm9a8mTk2uGKrL8wTBayPzkjoEMWuQdcKHsFRFrqdN1Q-4jYpFg3H0hAYmmwUrgtrBU/s1600/melamun.jpg" imageanchor="1" style="color: #044e8e; font-size: 12px; margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCSIC_DeZ5x6Ipd2Xrc1m2fPErklq_QuBZwukB_JsFL3H-QFhxWbmbgxLLtY3N8uSx_fvQLcTlmm9a8mTk2uGKrL8wTBayPzkjoEMWuQdcKHsFRFrqdN1Q-4jYpFg3H0hAYmmwUrgtrBU/s400/melamun.jpg" width="400" /></a></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;"> </div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;"> </div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; text-align: justify;"> Psikolog dari University of Wisconsin-Madison, Daniel Levinson, mengatakan mereka yang mempunyai kapasitas memori kerja lebih tinggi dilaporkan lebih sering melamun selama mengerjakan tugas-tugas sederhana meskipun prestasi mereka tidak meragukan.<br /><br />Partisipan dalam penelitian ini harus menekan tombol sebagai respons terhadap munculnya huruf tertentu di layar atau menekan pada waktu yang tepat. Para peneliti mengecek secara rutin untuk mengetahui apakah pikiran mereka mengembara. Pada akhir penelitian, para ilmuwan mengukur kapasitas memori kerja partisipan, memberi mereka skor untuk kemampuan dalam mengingat sekumpulan huruf diselingi dengan pertanyaan matematika yang mudah.<br /><br /><br />Levinson mengatakan dibutuhkan lebih banyak ruang kerja mental, misalnya, untuk menambahkan dua angka yang diucapkan tanpa menuliskannya. Kapasitas tersebut dihubungkan dengan pengukuran umum kecerdasan seperti membaca secara menyeluruh dan skor IQ.<br /><br />Studi terbaru ini menggarisbawahi betapa pentingnya memori kerja untuk membantu otak fokus dalam masalah-masalah yang paling sulit.<br /><br />Hasil dari penelitian Levinson itu dipublikasikan secara online di Psychological Science. Ini pertama kalinya sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara pikiran yang sering mengembara alias melamun dengan kecerdasan.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Sumber:<br /><a href="http://zonapencarian.blogspot.com/2013/03/sering-melamun-pertanda-cerdas.html" style="color: #044e8e; font-size: 12px; text-decoration: none;">zonapencarian</a></div> <div> <br /></div> <div style="background-color: white; clear: both; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"> </div> </div>

Sering Melamun Jadi Lebih Cerdas?

Orang dengan pikiran kerap mengembara kemungkinan mempunyai otak lebih tajam. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang terus menerus ...

lengkapnya