Taghvaee, penulis yang sering membahas Angkatan Udara Iran mengemukakan fakta dan teori aneh dalam artikelnya di majalah penerbangan, Combat Aircraft Monthly. Hal ini sehubungan dengan obyek udara yang sering mengganggu Iran.

Apa yang menarik dalam tulisannya adalah cara Iran menggambarkan pesawat penyusup tersebut. Disebutkan sebagai 'objek bercahaya', meski Taghvaee tidak pernah menyebutnya secara eksplisit sebagai UFO.

Gambar ilustrasi  pesawat tempur Iran vs UFO
Justru Taghvaee mengemukakan teori konspirasi berdasar pada dokumen NSA yang diungkap Edward Snowden, bahwa ada bukti keterkaitan antara makhluk luar angkasa yang membantu Adolf Hitler dan Nazi selama Perang Dunia II, dan kemudian menjelma menjadi kekuatan rahasia dibalik pemerintahan AS sampai saat ini.

Apakah Amerika memang dibantu UFO, atau sebenarnya menjadi 'UFO' itu sendiri? Apakah dugaan teori konspirasi benar? Pertanyaan ini mungkin susah untuk menjawabnya.

Setidaknya ada 3 insiden aneh yang dialami Angkatan Udara Iran dalam catatan mereka, yakni:

1. Insiden 1976

Puluhan tahun lalu, yakni pada 1976. Perlu diingat bahwa drone saat itu masih disebut sebagai UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dan penggunaannya belum semarak saat ini.

Saat itu sebuah jet tempur F-4 Phantom gagal mencegat objek misterius yang bergerak cepat, bercahaya terang, dan kemudian melumpuhkan semua alat elektronik mereka di pesawat dengan cara yang misterius.


2. Insiden November 2004

Salah satu insiden terjadi pada November 2004 di fasilitas nuklir. Saat itu pesawat tempur F-14 Tomcat mencoba untuk mengunci target berupa objek bercahaya, namun radarnya diganggu.

Pilotnya menggambarkan objek berbentuk bundar, dengan pembakaran seperti roket di baliknya yang membuat semacam turbulensi pada pesawat. Menurut artikel, pesawat penyusup itu kemudian menaikkan kecepatannya dan menghilang dengan cepat seperti meteor.




3. Insiden Januari 2012

Kisah lainnya terjadi pada Januari 2012. Saat itu sebuah F-14 lainnya mencoba mencegat pesawat penyusup di sekitar fasilitas nuklir Bushehr.

Hanya beberapa detik setelah lepas landas, F-14 tersebut meledak secara misterius yang menewaskan kedua awaknya.
Dalam beberapa insiden yang dilaporkan di atas, pihak militer Iran mengungkap, ada pesawat yang punya kemampuan untuk terbang di luar atmosfer, dengan kecepatan maksimum Mach 10, kecepatan minimum nol di angkasa dan dapat melakukan manuver melayang di atas target.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apa jenis pesawat yang bisa terbang pada kecepatan Mach 10? Mach 10 berarti 10 kali kecepatan suara, atau 7.612 mil/jam. Sebagai pembanding, pesawat mata-mata hipersonik masa depan Lockheed SR-72 memang bakal memiliki kecepatan Mach 6, tetapi pesawatnya baru mengudara pada 2030 mendatang!

Ada lagi Project Aurora, namun keberadaan pesawat ini hampir dapat dipastikan hanyalah mitos karena tidak ada bukti yang menunjukkan pesawatnya pernah dibuat.

NASA memang sempat membuat pesawat hipersonik eksperimental X-43 yang diklaim mampu terbang di kecepatan Mach 9,68 pada 2004. Namun program itu dihentikan. Pesawatnya pun menjadi produk gagal karena hanya mampu terbang di kecepatan Mach 5 selama empat menit saja dalam pengujian, sebelum akhirnya jatuh di Samudera Pasifik.


Mungkinkah UFO?

Jika 'objek bercahaya' yang digambarkan oleh AU Iran benar-benar terbang di kecepatan Mach 10, bisa mengacaukan radar dan lolos dari jet tempur yang hendak mencegatnya, ini menunjukkan objeknya mungkin sebuah pesawat hipersonik yang mampu menjalankan misi pengintaian yang sensitif. Terlepas apakah itu buatan manusia atau makhluk angkasa luar.

Pertanyaan lainnya muncul jika itu adalah sebuah pesawat UFO dari angkasa luar. Untuk apa makhluk angkasa luar memata-matai lokasi-lokasi yang terdapat fasilitas nuklir Iran?

Tetapi, jika pesawat itu bukan UFO dan hanya pesawat Mach 10 buatan Amerika Serikat satu dekade lalu, untuk apa negara adidaya itu menghabiskan puluhan tahun dengan biaya triliunan dolar hanya untuk mengembangkan pesawat gagal dan banyak masalah F-35 Joint Strike Fighter yang bahkan tidak mampu terbang di kecepatan Mach 2.

Nah, bagaimana menurut kamu?
Sumber:
inilah.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top