PADA 4 Maret 2010, di Xinwei Ancient Life Fossils Museum, Anshun, Guangzhou, ada beberapa fosil unik dipamerkan. Materi yang dipamerkan dinamakan ”China Dragon Fossils”, merupakan fosil utuh yang ditemukan di bawah timbunan es abadi di Pegunungan Thianshan, Jalan Sutera.

Mereka menemukan fosil ular naga yang selama beratus-ratus tahun diragukan keberadaannya. Ia memiliki sepasang tanduk di atas kepalanya dan bentuk tubuhnya sangat legendaris seperti hewan yang sering digambarkan dalam buku cerita dan patung kelenteng, serta hiasan istana kekaisaran.

Saat ini kita bisa melihat ular naga dengan mata kepala sendiri, tidak dalam bentuk patung atau gambar lagi. Ada dua tanduk di atas kepalanya dan sayap sebagai totem. Totem pertama kali ditampilkan oleh leluhur Cina dan hingga kini disembah oleh penganut agama Konghucu. Oleh karena itu, masyarakat Cina percaya dirinya adalah turunan naga yang juga disebut ”descendents from dragon”.

Memang dalam kurun waktu yang lama para ilmuwan di dunia beranggapan bahwa naga adalah hewan fiksi yang hanya ada dalam cerita. Namun demikian, sebagian ilmuwan percaya bahwa suatu waktu pasti ditemukan bukti baru naga sebenarnya bukan hanya sebuah cerita.

Salah satu keunikan penyembahan atau pemujaan pada naga hampir ada di seluruh dunia, walaupun bentuknya serupa tetapi tidak sama. Naga simbol di Eropa bentuknya lebih pendek dan berjalan tegak, begitu pula di Afrika. Sementara gambaran naga di Asia, termasuk di Indonesia, bentuknya lebih panjang dan hampir semuanya memiliki sayap di belakang punggungnya. Sifat unik yang digambarkan masyarakaat adalah, dalam keadaan marah embusan napasnya bisa mengeluarkan api, sedangkan warnanya ada yang hitam, putih, dan kuning, tergantung penggambaran sifat.

Bagi masyarakat spiritual Jawa, penggambaran naga juga hampir sama, dianggap sebagai makhluk suci. Terbukti dengan embel-embel pemberian nama belakang pada benda-benda keramat seperti keris, tombak, dan lain-lain. Dalam dunia pewayangan juga kita ingat nama Sanghyang Antaboga, dewa ular yang dipercaya hidup di dalam tanah lapisan ke tujuh. Beberapa nama keris ampuh juga bernama awal naga seperti Nagasastra, Nagarunting, Nagapasa, Nagagini, dan lain-lain. Terlepas dari semua itu, dengan restu dari Allah SWT Yang Mahakuasa, kini kita bisa melihat bukti bahwa naga itu ternyata benar sejenis dengan reptil yang pernah ada di muka bumi.

Fosil naga awalnya ditemukan di Guanling County, Anshun City, tahun 1996. Para arkeolog menutup rapat-rapat penemuan itu sehingga masyarakat dunia tidak mengetahui temuan spektakuler tersebut. Fosil naga disimpan para ahli Cina dalam kondisi baik selama puluhan tahun untuk menelusuri bukti-bukti pembanding lain yang lebih meyakinkan. Binatang purba ini memiliki panjang keseluruhan 7,6 meter. Bagian kepala dengan panjang 76 sentimeter dan leher 54 sentimeter. Tubuhnya 2,7 meter, lebar dalam 68 sentimeter, dan ekor dengan panjang 3,7 meter.

Kepalanya berbentuk segitiga dengan dua tanduk yang simetris dan panjang 27 sentimeter. Gambaran itu menjadikan fosil terlihat sangat legendaris, gagah seperti naga hidup. Naga Cina merupakan binatang reptil yang hidup di laut dalam periode Triassic sekitar 200 juta tahun lalu. Sebagai amfibius, ia menghabiskan sebagian besar waktu hidup di air, meskipun kadang-kadang ia berjalan di darat. Hewan ini, menurut penelitian, hidup dengan mengonsumsi ikan kecil.

Fosil tersebut merupakan temuan pertama di Cina dalam bentuk tubuh lengkap dengan sepasang tanduk dan sepasang cakarnya. Di situs Discovery Channel diperlihatkan beberapa bukti bahwa naga benar-benar memiliki tanduk.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top